20110820

Catatanku....: BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 1 – Preparation)

Catatanku....: BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 1 – Preparation): Holy Land Juni-Juli 2011 Sebelumnya mohon maaf, ini hanya sebuah catatan perjalanan rohani, yang saya takut akan terlupakan seiring deng...

Catatanku....: BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 2 – Yordania, Mou...

Catatanku....: BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 2 – Yordania, Mou...: Holy Land Juni-Juli 2011 Tiba di Queen Alia International Airport, kami telah dijemput oleh tour guide lokal dari Yordania. Syukurlah, ...

Catatanku....: Kisah Inspirasi | Luv u mum...

Catatanku....: Kisah Inspirasi | Luv u mum...: sumber : unknown (sebuah cerita yang sangat inspiratif, membuka mata tentang arti penting sebuah kebersamaan bersama mama tercinta, saling...

Kisah Inspirasi | Luv u mum...

sumber : unknown

(sebuah cerita yang sangat inspiratif, membuka mata tentang arti penting sebuah kebersamaan bersama mama tercinta, saling memahami dan saling memberi. Untuk mamaku tercinta... kuteteskan air mata untuk mensyukuri arti hidupmu, tentang sayang dan kasih yang kau berikan pada kami anak-anakmu, walaupun seringkali kami berlaku kurang adil terhadap mama…terima kasih untuk segalanya.  Tuhan jagalah selalu mama kami, berikanlah kesehatan, kebahagiaan dan usia yang panjang kepada mama kami tercinta... )


Ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring waktu yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan airmata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.

Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya.

Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya ... dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah didunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.

Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri..

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu...

We love you mother...

Mama bersama Tonny dan Gracella.


















Di Gereja Katedral Denpasar
bersama Mama dan Mama Dora
(Januari 2011)







 tersenyum............


Tuhan...jagalah selalu mama kami tercinta... berikanlah mama kesehatan, kebahagiaan dan umur panjang... Amin...












20110817

BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 2 – Yordania, Mount Nebo)

Holy Land Juni-Juli 2011

Tiba di Queen Alia International Airport, kami telah dijemput oleh tour guide lokal dari Yordania.  Syukurlah, kami tidak perlu capek-capek mengangkat bagasi kami karena sudah ada porter yg disewa oleh agen perjalanan.  Setelah semua bagasi terkumpul, kami tinggal mengecek apakah bagasi sudah ada, untuk kemudian diangkut oleh porter ke dalam bus.

Dari Bandara kami langsung menuju ke Gunung Nebo.   Sekitar 10 km dari Nebo terdapat kota kecil Madaba, yang dibangun oleh Raja Herodes Agung (Romawi) yang setelah kematiannya beralih ke tangan Raja Herodes Antipas (4-39 SM).  Madaba terkenal sebagai pusat kesenian mozaik di Jordan, oleh sebab itu kota ini dikenal sebagai kota mozaik.  Di kota ini terdapat sebuah gereja Yunani Orthodok yang bernama gereja St. George. Di dalam gereja yang dibangun pada tahun 1896 di atas bekas gereja pertama ini terdapat lukisan mozaik di lantai gereja yang melukiskan peta holyland (Mesir, Israel dan Jordan) termasuk kota Jerusalem yang dilukiskan secara detail. Lukisan mozaik itu dibuat antara abad ke 6 masehi. Ukuran dari lukisan mozaik itu semula berukuran 15,6 m x 6 m tetapi hanya seperempat saja yang tersisa dan dapat dilihat.  Total potongan batu untuk  lukisan mozaik ini diperkirakan berjumlah 2 juta potong batu.

Gunung Nebo berada di sisi Timur dari sungai Jordan dan berjarak kurang lebih 25 km sebelah Barat Daya dari Amman. Gunung ini diyakini sejak abad ke 4 SM sebagai tempat terakhir kali bagi Nabi Musa untuk melihat Tanah Perjanjian sebelum dia wafat.   Tepat di atas gunung Nebo terdapat Gereja Bizantium yang dibangun pada abad ke 4 masehi yang di dalamnya terdapat banyak lukisan mozaik yang indah. Saat ini gereja tersebut sedang direnovasi.  Tepat di depan gereja terdapat sebuah monumen yang berbentuk seperti tongkat yang dililit oleh ular tembaga sebagai lambang dari tongkat Nabi Musa.

Tidak jauh dari puncak gunung Nebo di salah satu sisi lerengnya terdapat sebuah mata air yang diyakini sebagai mata air Musa.   Dari gunung Nebo kita dapat melihat pemandangan Tanah Perjanjian dari kejauhan termasuk dengan Laut Mati berikut beberapa kota di Tanah Perjanjian seperti Jericho, sebagian dari Lembah Sungai Jordan, Ramalah bahkan Jerusalem.

Menurut Kitab Ulangan, Gunung Nebo merupakan tempat dimana Nabi Musa hanya dapat memandang ke arah Tanah Perjanjian karena Tuhan tidak mengizinkannya untuk masuk ke sana hingga akhirnya nabi Musa wafat diatas gunung tersebut.  "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya, kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel. Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel." (Ulangan 32 : 49-52)

Ditempat ini tidak lupa kami berdoa dan bernyanyi memuji kebesaran Tuhan.   
Kami memuji kebesaran-Mu...Sungguh besar, Kau Allahku...


Oya, pada tanggal 19 Maret tahun 2000 Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke tempat ini dalam rangkaian peziarahannya ke Tanah Perjanjian.  Beliau menanam pohon zaitun di samping Gereja Bizantium sebagai simbol perdamaian.

Dari Gunung Nebo, kami berkunjung ke Toko Souvenir / Mosaic Workshop untuk berbelanja barang2 khas daerah tersebut antara lain dompet, gantungan kunci, tempelan kulkas dan terutama yang lebih terkenal adalah hiasan dinding bergambar “pohon kehidupan” yang terbuat dari batu mozaik berwarna-warni.

Setelah itu makan siang di Assa Mosa Restaurant yang menyajikan makanan khas Yordania.  Makanan yang disajikan sebenarnya cukup bagus dan kelihatan enak, tapi sayang lidah kami yg belum terbiasa dengan masakan Timur Tengah benar2 tidak bisa menerima rasa makanan tersebut karena aroma rempah2 yang terasa aneh…. Bahkan nasi putih saja dikasih minyak zaitun dan rempah2… menurut saya terasa aneh sekali.. hehe..  Akhirnya saya cuma makan roti khas setempat, lumayan kenyang karena rotinya padat.

Bersambung ………………

Bagian 3 : Menuju perbatasan Allenby melewati Imigrasi Israel  dan menuju Tiberias.

Foto Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke tempat ini pada tanggal 19 Maret 2000 dalam rangkaian peziarahannya ke Tanah Perjanjian, masih dipajang hingga saat ini.





 Tanah Perjanjian dilihat dari atas Gunung Nebo. Tampak daerah yang hijau dan subur yang diibaratkan sebagai negeri yang berlimpah susu dan madu yang dijanjikan Allah kepada Bangsa Israel.
Batu penunjuk arah ke tanah perjanjian dilihat dari Gunung Nebo. Yang terdekat adalah Qumran, tempat ditemukannya gulungan Kitab Suci dan Jericho, kota tua tempat Zacheus si pemungut cukai memanjat pohon untuk melihat Yesus.
Simbol tiang salib besar dari perunggu (yang dibuat oleh seniman Italia bernama Giovanni Fantoni). Simbol ini menandakan tiang dililit ular tembaga yang dibuat oleh Musa (bdk. Bilangan 21:4-9) serta juga sebagai simbol salib Yesus sebagai anak manusia yang harus ditinggikan : “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:14)






 

20110816

BIBLICAL TRIP TO HOLY LAND (Part 1 – Preparation)

Holy Land Juni-Juli 2011

Sebelumnya mohon maaf, ini hanya sebuah catatan perjalanan rohani, yang saya takut akan terlupakan seiring dengan kesibukan duniawi saya  sebagai seorang karyawati,  seorang  istri,  seorang ibu dari 1 anak yang beranjak remaja, dan sebagai seorang perempuan biasa…..

Shalom Aleichem,

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, karena berkat-Nya maka saya bisa berangkat ke melakukan perjalanan ziarah Tanah Perjanjian, sesuatu yang sama sekali tidak pernah saya duga ataupun saya bayangkan sebelumnya.   Walaupun tanpa perencanaan akan tetapi Puji Tuhan perjalanan ini membawa dampak yang luar biasa terhadap wawasan dan terutama terhadap iman saya kepada Tuhan dimana dalam perjalanan ini imanku semakin bertambah dan bertumbuh. 

Dibalik kebahagiaan ini, terselip juga rasa sedih karena yang seharusnya melakukan perjalanan ini rohani bukan saya tetapi mama tercinta.  Karena sesuatu halangan dan bbrp pertimbangan lainnya membuat  mama tidak bisa berangkat dan atas kesepakatan mama beserta keluarga, perjalanan ziarah ini dialihkan kepada saya dan mama baru akan berangkat lain kali. Terima kasih buat mama dan semua keluargaku.  Saya terus berdoa semoga mama selalu diberikan kesehatan yang baik dan nanti bisa berangkat mengikuti ziarah dengan nyaman.

Baiklah, saya akan memulai catatan perjalanan ini :
Perjalanan ini diatur oleh Christmas Tour, jumlah peserta 37 orang dengan tour leader Sdr. Alvin.  Alvin sangat menguasai perjalanan ini karena sudah lebih dari 30 kali ybs mengunjungi Holy Land.  Sungguh luar biasa !   Peserta tour kali ini berasal dari berbagai daerah, terbanyak dari Medan, kemudian dari NTT dan Jakarta.
Sehari sebelum keberangkatan, kami sudah tiba di Jakarta dan kemudian dijemput oleh penyelenggara (Sdri. Yunita) yang melayani kami dengan sangat baik dan ramah.  Kemudian kami diantar oleh Yunita dan Pak Sinaga ke Hotel Orchard yang sudah dibooking dan dibayar sebelumnya oleh penyelenggara.

Hari Selasa, 28 Juni 2011, setelah check out kami keluar untuk santap siang bersama.  Kemudian kami diantar ke money changer untuk melakukan penukaran uang dari Rupiah ke Dollar US.  Lumayan seru dan ramai karena banyaknya uang yang ditukar dan permintaan uang pecahan kecil.  Petugas money changer sampai pusing menghadapi banyaknya permintaan..hehehe…   Saya sendiri cuma menukar uang asing secukupnya, karena toh disana nanti bisa berbelanja dengan menggunakan kartu ATM BNI maupun credit card. Ternyata memang terbukti, ATM BNI nyaman sekali dan sangat mudah dipakai sebagai alat pembayaran di beberapa negara yg saya singgahi tanpa kendala apapun.

Selesai acara tukar menukar uang, kami menuju ke mall untuk mencari aneka keperluan yg belum ada.  Ternyata masih banyak yg harus dicari, antara lain sepatu dan kaos kaki yg tebal utk mendaki Gunung Sinai, memory card, batarai cadangan utk kamera/handycham, dan perlengkapan kecil lainnya.  Hmmm...capek juga mengitari mall dari siang sampai menjelang malam, sampai migrenku kambuh, untuk sudah bawa obat....

Akhirnya semuanya selesai dan kami kembali ke kantor HMT utk mengambil bagasi kami yg tadi dititipkan, kemudian menuju bandara.   Pukul 21.00 WIB kami berkumpul di Bandara Soekarno Hatta di terminal 2D dan makan malam di kafe .  Setelah makan malam, kami berkumpul untuk pembagian buku acara, baju seragam group, topi, payung, name tag, pasport, fiskal, dan boarding pass.  Tas trolly kecil sudah dibagikan sehari sebelumnya.  Sesudah itu berdoa bersama yang dipimpin oleh Pembimbing Rohani Pdt. Deddy Goandys, lalu bersama-sama menuju imigrasi, menunggu lagi di Gate E1, baru memasuki pesawat jam 12 malam.  Pesawat Emirates (EK 359) bermuatan 350 orang, terbang langsung dari Jakarta - Dubai diperkirakan tiba jam 05.30 waktu setempat.

Lama perjalanan 8 jam lebih, akan tetapi hiburan2 di Emirates lumayan oke untuk menghilangkan rasa jenuh selama penerbangan, dengan layanan ICE yang menawarkan pilihan lebih dari 1.200 saluran hiburan, lebih dari 280 film dari seluruh dunia, ratusan pilihan televisi, ribuan trek musik kontemporer maupun klasik dan juga aneka games yang bisa diakses melalui monitor yang ada di masing2 tempat duduk penumpang.   Tidak salah kalau selama 7 thn berturut-turut ini Emirates mendapat prestasi Layanan Hiburan terbaik di dunia.   Setelah 2 kali makan dan sempat ketiduran sebentar, akhirnya kami tiba di Dubai - Uni Emirat Arab.   Sesuai perkiraan tiba jam 05.30 waktu Dubai (perbedaan waktu lebih lambat 2 jam dari Jakarta).

Di Bandara Dubai kami transit sebentar,  cuci muka, foto2 dan kemudian menuju ke Gate 216 untuk melanjutkan penerbangan dengan Emirates (EK 901) menuju Amman, Yordania.  Lama perjalanan 2 jam 30 menit.   Sekitar jam 11 waktu setempat kami tiba di Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman-Yordania.

………………………………bersambung………………………….

(foto : nampang sebentar di Bandara Dubai)


Bagian ke 2 : Perjalanan di Yordania dan Gunung Nebo